LOGIKA PROPORSIONAL
Saturday, May 18, 2013
0
comments
II.1
Pengantar Proposisi
II.1.1.
Pendahuluan
Seperti sudah dibahas pada
awal-awal logika berkaitan dengan penalaran yang berhubungan dengan pembuktian
validitas suatu argumen yang harus diubah dahulu menjadi sebuah bentuk logika
agar dapat dibuktikan validitasnya. Sedangkan pokok bahasan logika, atau objek
dari logika, seperti telah dijelaskan sebelumnya, adalah pada
pernyataan-pernyataan, yang berarti suatu kalimat yang memiliki arti tertentu
dan memiliki nilai atau salah saja.
Setiap pernyataan yang hanya
memiliki satu nilai benar atau salah disebut proposisi.(proposition). Logika yang menangani atau memproses atau
memanipulasi penarikan kesimpulan secara logis dari proposisi-proposisi disebut
Logika Proposional. Proposisi terdiri dari :
- Proposisi
atomik adalah proposisi-proposisi yang tak dapat dipecah-pecah menjadi
beberapa proposisi lagi.
- proposisi-proposisi
atomik dapat digabung dan dimanipulasi sedemikian rupa dengan berbagai
cara sehingga membentuk proposisi majemuk dengan perangkai-perangkai(connectives). Semua proposisi yang
bukan atomik dan memiliki satu perangkai dinamakan proposisi majemuk.
Terkadang kita menemukan beragam
proposisi ada yang terdiri dari satu kata, 2 proposisi atau di antara subjeknya
telah memiliki perangkai, seperti contoh proposisi dibawah ini :
§ Belajarlah! (Diubah
menjadi) Anda harus belajar dengan rajin
Kata “belajarlah” diubah menjadi kalimat tanpa
mengubah artinya.
§ Belajarlah atau anda
gagal (diubah menjadi)Anda harus belajar dengan rajin atau anda akan gagal
ujian
§ Ratna dan galih berangkat
sekolah. (diubah menjadi) Ratna berangkat sekolah dan Galih berangkat sekolah
Kalimat diatas terdiri dari 2
kalimat yang memiliki subjek yang sama dan memiliki predikat dan keterangan
yang sama, kalimat tersebut dipisahkan untuk dijadikan proposisi, tetapi tetap
memiliki arti yang sama.
II.1.2.
Argumen-Argumen
Argumen adalah kumpulan
pernyataan yang disebut premis-premis dan diikuti oleh kesimpulan yang selaras
dengan premis-premisnya. Argumen ada yang dikatakan secara logis kuat(sound) dan ada yang secara logis tidak
kuat(fallacy). Argumen
dikatakan secara
logis kuat(sound) apabila
memenuhi 2 persyaratan berikut :
1.
Argumen valid
2.
Semua premis-premisnya benar
Contoh argumen yang secara logis
kuat(sound) :
(1). Jika anda belajar dengan
rajin, maka anda akan lulus ujian.
(2). Jika anda lulus ujian, maka
anda akan senang
(3). Dengan demikian, jika anda belajar dengan rajin maka anda akan
senang.
II.1.3.
Proposisi-proposisi
Proposisi adalah pernyataan-pernyataan
yang berada pada satu argumen, dan pernyataan tersebut mempunyai properti nilai
yakni hanya benar atau salah. Untuk mengenali proposisi bisa dibantu dengan
jawaban jika ada pertanyaan “apakah benar atau salah?”.
Pernyataan yang
mempunyai benar atau salah disebut proposisi.
Pernyataan
yang berbunyi “Program komputer ini mempunyai bug “ adalah contoh suatu
proposisi yang bisa bernilai benar atau salah. Disini terjadi dikotomi, hanya
ada 2 pilihan, yaitu benar atau salah. Dan dengan catatan hanya digunakan
penngertian yang bersifat teknis atau pasti.
Persoalan
yang mungkin terjadi adalah pengertian teknis dalam bentuk dikotomi tidak
selalu bisa terjadi. Lihat pernyataan berikut :
- 13 adalah angka sial
- Warna merah adalah
warna bahagia
Contoh pernyataan diatas dapat
menimbulkan perdebatan karena tidak setiap orang mempunyai pendapat yangs sama
misalnya membenarkan atau menyalahkan pernyataan tersebut. Atau bahkan beberapa
orang menganggapnya tidak berarti apa-apa(meaningless).
Sehingga proposisi bukan merupakan :
1.
Pernyataan
yang memiliki 2 nilai atau masih bisa diperdebatkan nilainya atau mungkin tidak
memiliki arti sama sekali.
2.
Pernyataan
yang berupa kalimat perintah
3.
Pernyataan
yang berupa kalimat tanya.
Bentuk-bentuk
Argumen :
- Silogisme Hipotesis
Bentuk umumnya adalah :
(1). Jika A maka B
(2). Jika B maka C
(3). Jika A maka C
Ada yang membaginya menjadi 4 yaitu :
a. Jika
premis minor mengakui antecedent
b. Jika
premis minor mengakui konsekuen
c. Jika
premis minor mengingkari antecedent
d. Jika
premis minor mengingkari konsekuen
- Silogisme
Disjungsi/disjungtif
Bentuk umum :
(1). A atau B
(2). Tidak B
(3). A
- Modus Ponens(Modus
Ponendo Ponens)
(1). Jika A, maka B
(2) A
(3) B
- Modus Tollen(Modus
Tollendo Tollen)
Bentuk umum :
(1). Jika
A, maka B
(2). Tidak A
(3). Tidak B
II.1.4.
Pemberian Nilai/interpretasi
Huruf
A, B, C, dan seterusnya digunakan untuk menggantikan proposisi dan disebut
variabel-variabel proposisional, dan hanya memiliki nilai benar(true=T) atau
salah (false =F) sehingga tidak mungkin dalam saat bersamaan tidak ada satu
variabel proposisional yang memiliki 2 nilai yang berlawanan T dan F.. Jadi
pemberian nilai (assigment) pada variabel proposisi hanya ada T atau F. Huruf T
dan F disebut konstanta proposisional.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Di blog saya dengan judul artikel: LOGIKA PROPORSIONAL
Yang ditulis oleh Ahaa
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://phonks.blogspot.com/2013/05/logika-proporsional.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Yang ditulis oleh Ahaa
Rating Blog 5 dari 5
0 comments:
Post a Comment